Senin, 22 November 2010

Kejar Negara Maju, Indonesia Harus Perbesar UKM

Indonesia pada 2010-2020 harus bisa mendorong perekonomian agar bisa setara dengan negara maju. Salah satunya adalah dengan meningkatkan kapasitas dan kemampuan usaha kecil menengah (UKM) untuk bisa bersaing di pasar global.

Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, upaya menghilangkan jurang (gap) pembangunan antara negara-negara berkembang dan negara maju menjadi salah satu topik pembicaraan dalam Konferensi Tingkat Tinggi Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) yang diadakan di Yokohama, Jepang, akhir pekan lalu.

"Kami membahas mengenai pengelolaan tatanan ekonomi global. Indonesia pada 2010-2020 perlu mengurangi gap pembangunan dengan negara maju," kata dia ditemui di kantornya.

Hatta menjelaskan, dalam periode 10 tahun itu, Indonesia harus mampu meningkatkan kapasitas UKM agar bisa bersaing. Selain itu peningkatan kapasitas institusi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai agar terjadi level of playing yang sama sama dalam perdagangan.

Dalam pertemuan APEC tersebut, peran penting Indonesia cukup menonjol karena beberapa landasan target organisasi ini disusun di Bogor pada pertemuan APEC 1994, yang disebut Bogor Goals. Selain menetapkan beberapa target untuk mewujudkan perdagangan dunia yang lebih bebas dan adil, Bogor Goals juga mengandung prinsip dasar yang penting bagi APEC.

KTT kali ini menghasilkan empat dokumen penting, yaitu Yokohama Vision, Bogor and Beyond, Leaders Statement on 2010 Bogor Goals Assessment, APEC Leaders Growth Strategy, dan Pathway to FTAAP (Free Trade Area of Asia Pacific).

Perang Mata Uang

Sementara itu, terkait dengan masalah isu currency war dalam pertemuan negara-negara anggota G-20 di Korea Selatan, Hatta menilai usulan lobi Amerika Serikat (AS) mengenai pembatasan defisit transaksi berjalan dan upaya pengurangan ketimpangan neraca perdagangan dengan Republik Rakyat Tiongkok (RRT), akan dibahas pada pertemuan G-20 tahun depan. "Solusinya ada. Dan usulan AS akan dibawa ke pertemuan berikutnya pada 2011.

Secara terpisah, Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, Indonesia dalam forum G-20 tersebut mendukung kesepakatan yang dihasilkan. "Juga mengharapkan tidak ada perlakuan competitive devaluation dan menghindarkan proteksionisme," kata dia.

Sumber : Investor Daily Indonesia
http://www.depkop.go.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar